Prelude Tulisan ini ditulis sebelum COVID-19 Outbreak.. Pada akhirnya saya batal berangkat ke China dan memilih destinasi lain.. Pengalaman ini tetap saya issue karena mungkin akan berguna di kemudian hari.. ^_^
Bulan Desember kemarin, saya kembali mengunjungi Chinese Visa Application Service Center (CVASC) Bali yang berlokasi di Grand Palace Hotel Sanur.. Pengalaman saya utilize Chinese Visa di CVASC Bali tahun lalu sudah pernah saya ceritakan sebelumnya di sini ya.. Kali ini saya tentu datang dengan persiapan yang lebih matang dan optimisme yang lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.. hehehe..
Syarat pembuatan Chinese visa masih sama seperti tahun lalu, yaitu :
1. Form Aplikasi Visa
Form Aplikasi Visa ini bisa di-download di sini dan diisi di computer, kemudian di-print.. Untuk yang utilize di CVASC kota lain (selain Bali), bisa mengisi shape ini secara online.. Bahkan bisa ambil nomer antrian secara online juga lho..
2. Pas Foto
Dua buah Pas Foto dengan syarat dan ukuran yang bisa dilihat di sini.. Saya sarankan mencari tempat foto yang sudah terbiasa melayani pembuatan pas foto untuk utilize visa..
3. Passport Asli (with at to the lowest degree vi months of remaining validity) dan Fotocopy Passport (yang di-fotocopy hanya halaman identitas)
4.Fotocopy KTP dan Kartu Keluarga (kemarin fotocopy KTP-nya dikembalikan sama petugasnya)
5. Fotocopy Tiket Pesawat dan Reservasi Hotel
Untuk biaya utilize Chinese Visa jenis single-entry, biayanya sebesar 540k.. Lama proses pengajuan visanya adalah 8 hari kerja karena visa harus diproses di Konsulat-Jenderal Republik Rakyat Tiongkok (untuk singkatnya saya sebut Konsulat China) di Surabaya..
Pagi itu saya datang bersama adik saya, dimana kami membawa four berkas pengajuan visa China, termasuk milik papa dan mama saya.. Setelah beberapa menit menunggu proses pemeriksaan dokumen, kaki saya langsung lemas begitu saya dipanggil ke counter, dan diinformasikan bahwa hanya ii berkas pengajuan yang bisa diproses.. Jadi kendalanya adalah karena tidak ada postage atau cap masuk di Imigrasi Republic of Indonesia ketika saya pulang dari Malaysia tahun lalu.. Waktu itu memang kami diarahkan untuk melewati auto-gate.. Padahal sebelumnya kami sudah mengantri di antrian Imigrasi seperti biasa.. Saya tidak menyangka ternyata lewat auto-gate jadi masalah ketika mau utilize Chinese visa.. Untungnya saya dan adik saya hanya disuruh membuat surat pernyataan yang harus ditulis tangan dan direkam CCTV.. Suratnya sih ada contohnya ya, intinya menyatakan bahwa saya memang sudah kembali ke Republic of Indonesia per tanggal segini dan melalui auto-gate di bandara Ngurah Rai.. Alhasil papa dan mama saya juga harus datang ke CVASC karena surat tersebut tidak bisa diwakilkan secara harus direkam CCTV segala.. Jadinya pengajuan saya dan adik saya diproses terlebih dahulu.. Selang beberapa jam baru papa mama saya yang datang ke CVASC..
Saya mengajukan berkas pada tanggal xviii Desember 2019 dan Collection Date-nya adalah tanggal 31 Desember 2019.. Tanggal 23 Desember 2019 pukul 16.00, ada telepon masuk ke ponsel saya.. Nomer tidak dikenal, which is biasanya paling malas saya angkat karena keseringan tele-marketer banking concern atau asuransi.. hehehe.. Tapi berhubung ini nomer lokal (diawali dengan 0361), akhirnya saya angkat juga.. Ternyata dari CVASC Bali dan menginformasikan bahwa saya dan adik saya harus menghadiri interview di Konsulat China di Surabaya.. Seketika saya langsung lemas.. Interview?? Ke Surabaya?? Saya refleks bertanya ke staff CVASC Bali, alasan saya dipanggil interview.. Beliau ternyata tidak bisa menjelaskan secara keputusan sepenuhnya ada di Konsulat China di Surabaya.. Ibaratnya CVASC Bali ini hanya menyampaikan pesan dan instruksi dari Surabaya.. Saya akhirnya telepon ke Konsulat China di Surabaya, hasilnya nihil, intinya harus datang interview, titik.. Tidak ada opsi lain.. Sedihlah saya, sampai nangis segala lho.. Antara takut visa-nya tidak di-approve dan membayangkan biaya extra yang harus saya keluarkan untuk berangkat ke Surabaya.. Jadi saya diberi opsi jadwal interview di tanggal 27 Desember 2019 atau di tanggal thirty Desember 2019 dan harus menentukan pilihan sore itu juga.. Dokumen yang perlu dibawa hanya re-create passport lama (jika ada) dan pas foto yang digunakan untuk utilize visa China sebelumnya.. Akhirnya saya memutuskan untuk mengambil schedule interview di tanggal thirty Desember 2019 pukul 09.00 WIB..
Mengenai dokumen yang harus dibawa, untungnya saya meminta passport lama saya ketika memperpanjang passport saya.. Selain untuk kenang-kenangan, ternyata berguna juga ya si passport lama.. Untuk pas foto, saya harus ngubek-ngubek arsip dokumen di rumah, karena yang diminta pas foto yang digunakan untuk utilize visa China sebelumnya.. Untungnya bisa dicetak ulang karena kebetulan CD-nya saya simpan..
Saya juga sempat browsing-browsing mengenai proses interview di Konsulat China, tetapi hasilnya nihil.. Masuk akal sih, karena visa China itu adalah salah satu visa yang paling mudah didapat karena persentase approve-nya itu tinggi banget.. Kecuali dokumen pendukungnya bermasalah ya.. Tapi jarang banget sih utilize visa China sampai harus interview segala.. Dulu teman saya pernah diminta melampirkan dokumen tambahan seperti surat keterangan kerja, rekening koran, dan surat pernyataan, tapi tidak perlu datang interview.. That’s why saya stress banget menunggu tanggal 30.. Apalagi membayangkan tiket dan hotel yang sudah saya pesan di China..
Pagi itu tanggal thirty Desember 2019, saya sudah berangkat dari hotel tempat saya menginap sekitar pukul 07.45.. Saya sengaja memilih hotel di dekat Konsulat China di Surabaya.. Jalan kaki hanya sekitar 10 menit.. Ternyata kantornya itu berada di belakang kantor dinas Konsulat China-nya.. Bentuknya sih rumahan gitu, karena letaknya memang di perumahan di Pakir Argosari di Jalan Mayjend Sungkono.. Saya memang sengaja datang lebih awal, karena saya baca di salah satu forum di internet, ada yang telat 1 menit, dan interview-nya di-reschedule.. Kalau tinggal di Surabaya sih oke2 saja ya.. Lha masa saya harus bolak balik Denpasar-Surabaya.. hehehe..
Tepat pukul 08.45, saya dipersilahkan masuk oleh safety yang berjaga.. Sebelumnya saya harus mengisi shape kehadiran dan satu shape berisikan identitas, seperti nama, nomer passport, jenis visa yang di-apply, dll.. Nah pas foto yang kita bawa itu bakalan ditempel di shape ini.. Jadi sepertinya pas foto yang digunakan untuk utilize visa kali ini pun boleh digunakan.. Kemudian saya dipersilahkan menunggu di ruang tunggu.. Untungnya security-nya sih baik ya.. Saya dan adik saya kan diantar oleh papa mama saya, dan papa mama saya dipersilahkan duduk di dalam juga.. Tapi ya gitu, mereka strict banget.. Papa saya mondar-mandir sedikit, sudah langsung didatangi dan dipersilahkan duduk.. wkwkwk..
Ternyata selain saya dan adik saya, ada ii orang bapak-bapak yang juga diundang interview pagi itu.. Saya sempat berkenalan dengan salah satu bapak yang datang dari Malang.. Padahal bapak itu utilize visa via go agent lho.. Jadi utilize via go agent pun tidak menjamin proses pengajuan visa akan lebih mudah ya.. Si bapak katanya sudah sering bolak-balik China juga, tapi baru kali ini dipanggil interview.. Menurut safety yang diajak ngobrol oleh papa saya, katanya ada peraturan baru semenjak ii bulan yang lalu.. Jadi banyak yang dipanggil interview..
Sekitar pukul 09.15, adik saya dipanggil masuk ke dalam.. Oh ya, security-nya pas memanggil itu bukan sebut nama gitu.. Tapi bilang “baju merah” which is adik saya memang pakai baju merah pagi itu.. hahaha.. 10 menit kemudian, security-nya keluar lagi dan bilang “kakaknya silahkan masuk”.. wkwkwk.. Jadi proses interview-nya di depan loket gitu, bukan duduk di dalam ruangan.. Padahal saya sudah membayangkan saya bakal dimasukkan ke dalam satu ruangan kecil dan di-interogasi lama.. hahaha.. Interview-nya juga sebentar banget, kayaknya sekitar 10 menit per orang.. Pagi itu, yang meng-interview saya ada ii orang dan mereka masih muda-muda gitu.. Jadi jauh dari kesan menakutkan sih.. hehehe..
Nah khusus untuk saya dan adik saya, pertanyaan pertama yang diajukan oleh mereka adalah perihal visa China jenis F saya di tahun 2018 kemarin.. Jadi visa China jenis F ini adalah visa khusus yang diterbitkan untuk pertukaran dan kunjungan.. Memang di bulan Oktober 2018, saya berangkat ke China sebagai salah satu player dalam sebuah acara, sejenis kunjungan studi dan pertukaran pelajar, antara Universitas Udayana dan Universitas Sanming.. Jadi di awal-awal saya dan adik saya disuruh menjelaskan waktu itu kami ke mana saja, berapa orang yang ikut, dll..
Saya dan adik saya juga sempat diberi pertanyaan seperti ada keturunan Fujian kah (nama provinsi di China), ada keluarga di China kah, bisa bahasa mandarin kah, dll.. Kemudian pertanyaan beralih ke soal pekerjaan.. Pertanyaan measure sih, kerja dimana, bagian apa, sudah berapa lama, dll.. Tapi ada beberapa business office yang menurut saya lucu juga kalau dipikir-pikir sekarang.. Berikut contoh percakapannya :
(S = saya, I = interviewer)
Part 1
I : Passport lama dibawa tidak?
S : (menyodorkan passport lama)
I : Orang tua-nya?
(Langsung panik karena saya tidak membawa passport kedua orang tua saya)
S : Passport-nya atau orang-nya Pak?
I : Lho orang tuanya ada di sini juga?
S : Iya Pak, lagi menunggu di depan
I : Oh sekalian liburan ya?
S : Tidak Pak, ke Surabaya hanya untuk interview (dan saya tambahkan pandangan sinis hasil membayangkan jumlah uang yang harus saya keluarkan untuk beli tiket pesawat di saat high flavor begini, lol)
I : (langsung terdiam)
Part 2
I : Ini katanya sudah kerja four tahun, tapi kok 2018 bisa ikut acara kampus ke Sanming?
S : Saya kuliah 3x Pak
I : Oh kuliah S2 ya?
S : Tidak Pak, saya pertama kali kuliah S1 Manajemen, kemudian bla bla bla
I : oohhh, oke
S : (tersenyum puas)
Part 3
I : ini pergi ke China berdua saja dengan adiknya?
S : tidak Pak, dengan kedua orang tua juga, hanya saja saat pengajuan berkas terpisah
I : kenapa bisa terpisah?
S : karena papa mama saya datangnya menyusul belakangan karena harus membuat surat pernyataan. Ini saya bawa tanda terimanya dua-dua kok Pak, perlu saya keluarkan Pak?
I : oh, tidak tidak
Sekitar pukul 09.30 WIB, proses interview pun selesai.. Oh ya, interviewer-nya juga menginformasikan bahwa visa saya dan adik saya mungkin akan terlambat tiba di Bali karena harus dikirim dari Surabaya ke Bali.. Saya sih tidak masalah karena tanggal keberangkatan saya masih 1 bulan lagi.. Kalau Bapak yang dari Malang itu, beliau mau berangkat tanggal iii Januari, jadi waktunya mepet banget.. Saran saya lebih baik utilize visa-nya jauh-jauh hari alias jangan terlalu mepet dengan tanggal keberangkatan..
Keesokan harinya, tanggal 31 Desember 2019, saya sedang jalan-jalan di Pasar Atum, dan tiba-tiba ada telepon masuk dari CVASC Bali.. Jadi ternyata passport saya dan adik saya sudah bisa diambil.. Saya langsung “nodong” bapaknya, Pak, boleh minta bocorannya ga, visa saya di-approve atau tidak?”.. Bapaknya hanya tertawa dan menjawab “sudah”.. Ah hati saya rasanya langsung plong.. Tidak sia-sia juga jauh-jauh ke Surabaya, akhirnya di-approve juga visa China saya.. Anyway, saya juga harus meng-apresiasi CVASC Bali.. Dari awal mereka sudah helpful banget, apalagi melayani pertanyaan saya yang rada cerewet ini.. Bapaknya juga sempat mengingatkan saya untuk jangan sampai telat datang interview lho..
Tips dari saya buat teman-teman yang dipanggil interview.. Yang pertama adalah datang lebih awal.. Kita kan tidak pernah tahu apakah di jalan macet atau tidak, belum lagi harus menemukan lokasi interview.. Saya sendiri, satu hari sebelumnya sudah banking concern check lokasi interview, di kota orang soalnya, daripada nyasar kan ya.. Yang kedua adalah mempersiapkan dokumen yang diminta.. Kebetulan saya hanya diminta membawa re-create passport lama dan pas foto.. Tapi saya juga membawa passport lama saya yang asli dan akhirnya saat interview juga diminta.. Untuk tiket, reservasi hotel dll, saya hanya membawa dalam bentuk softcopy dan saat interview memang tidak diminta.. Last but non least, adalah menjawab pertanyaan dengan yakin dan percaya diri.. Prinsip saya, saya tidak berbohong, tidak pernah bermasalah dengan hukum, semua berkas juga lengkap, jadi buat apa harus takut.. Jawab saja apa adanya, dengan yakin dan tegas sehingga tidak menimbulkan pertanyaan lainnya.. Kalau grogi yang ada malahan pikiran jadi blank dan tidak bisa menjawab pertanyaan.. Ujung-ujungnya malah dicurigai kan ya..
Jadi buat teman-teman yang lagi proses pengajuan visa China dan harus interview, semoga sharing saya ini bisa berguna ya.. Jiayou demi melihat The Great Wall di Beijing, shopping di Nanjing Road di Shanghai, atau makan dimsum di Guangzhou.. hahaha..
Sumber http://natinbali.blogspot.com/